Copsychus sechellarum atau masyarakat Tanah Air lebih mengenalinya dengan nama kacer hitam
atau jawa adalah salah satu dari keluarga Muscicapidae yang kualitasnya
tidak kalah mentereng. Baik dari fisik maupun suara yang dimiliki,
burung yang mempunyai warna tubuh dominan hitam pekat ini juga dinilai
cukup menjanjikan. Bisa dibilang hanya bermodalkan warna hitam yang
terlihat sangat gagah dan elegan tersebut, burung yang dalam versi
bahasa inggris biasa disebut Seychelles Magpie Robin ini sudah bisa
menyita perhatian bagi setiap orang yang ditemuinya.
Dari namanya, sudah dapat diketahui bahwa burung Kacer Lokal atau Hitam berasal
dari pulau Jawa, tepatnya Jawa Timur. Namun, banyak kalangan yang
berpendapat bahwa burung ini juga berdomisili di Bali. Mungkin karena
Jawa Timur dan Bali saling berdekatan, sehingga burung Kacer sering
bermigrasi ke Bali.
Untuk perawakannya sendiri, hampir semua warna bulunya sama seperti burung Kacer Sumatera. Namun, burung Kacer Jawa lebih didominasi warna hitam. Burung ini hanya memiliki warna putih di bagian sayap tengah saja.
Untuk perawakannya sendiri, hampir semua warna bulunya sama seperti burung Kacer Sumatera. Namun, burung Kacer Jawa lebih didominasi warna hitam. Burung ini hanya memiliki warna putih di bagian sayap tengah saja.
Seiring dengan penampilan yang memang
terlihat sangat mengagumkan, hal tersebut juga tak lepas dari kicauan
gacor dan ngeroll yang dimilikinya. Meskipun suara kacer hitam
kristal-nya sering dianggap tidak lebih baik dari kacer poci, namun
burung ini mempunyai sisi keunggulan. Keunggulan yang paling mencolok
dan cukup diakui oleh sebagian banyak penghobi ialah mentalnya yang
diklaim lebih kuat daripada kacer poci
(dada putih). Untuk selebihnya, kurang lebih sama. Kacer jawa ini juga
mempunyai gaya khas atau julukan yang sudah melekat pada dirinya. Para
penghobi biasa menyebutnya dengan istilah Mbagong dan Ngobra.
Terlepas dari itu semua, penyebutan
kacer lokal pada dasarnya kurang tepat disematkan untuk burung berdada
hitam ini. Sebab untuk kacer yang satu ini sebenarnya tidak hanya bisa
dijumpai di Jawa Timur, Kalimantan dan Bali saja, melainkan juga bisa
ditemukan di beberapa wilayah negara Malaysia dan Brunei. Di Indonesia
sendiri kacer hitam terdapat dalam 3 macam keturunan, yakni ras amoenus,
pluto dan adamsi. Postur tubuh kacer hitam ras amoenus sendiri dinilai
lebih besar daripada ras adamsi dan pluto dari pulau borneo.
Ciri-ciri Kacer Lokal
Mungkin sesuai dengan nama yang disandangnya, jenis kacer yang satu
ini mempunyai ciri fisik yang sangat khas. Hampir seluruh bulunya di
hampir seluruh badanya bewarna hitam pekat dan hanya ada sedikit warna
putih bergaris pada bagian sayap serta bawah ekornya. Untuk selebihnya
masih terbilang sama. Burung yang satu ini juga menyukai daerah-daerah
panas dan suaranya bisa juga dijadikan bahan isian memaster jenis burung
pengicau lain seperti Murai Batu, Jalak, Tledekan, Cucak Ijo, Anis
Merah, Kenari dan sebagainya.Sangkar Kacer Lokal
Tidak berbeda dengan sejenisnya, burung
ini juga membutuhkan perawatan yang baik. Para pemelihara setiap harinya
harus memperhatikan kebersihan sangkar. Di dalam kadang atau sangkar
kacer hitam itu sendiri harus disediakan batang kayu atau ranting pohon
yang menyilang untuk tempat bertengger. Umumnya sangkar yang cukup
nyaman untuk burung jenis kacer ini berukuran 40 x 40 x 60 cm. Setiap
pemelihara juga bisa menggunakan sangkar berbentuk bulat yang kurang
lebih berdiameter 40 atau 45 cm.
Perawatan Kacer Lokal
Sementara itu, untuk pola perawatan
kacer hitam harian sendiri bisa dikatakan hampir sama dengan sejenisnya.
Sebelum dimandikan sebisa mungkin jemur atau angin-anginkan ia terlebih
dulu kurang lebih 15 sampai 20 menit. Setelah itu, setiap pemilik sudah
bisa memandikannya. Pemandian sendiri bisa dilakukan dengan metode
semprot atau bisa juga menyediakan baskom berisi air di dalam sangkar.
Jika sudah, jemur burung 1 hingga 2 jam dan selama proses penjemuran
setiap pemelihara harus menyediakan pakan berupa jangrik, kroto, ulat
dan sebagainya. Terakhir hindari pengerodongan pada saat siang hari agar
ia terbiasa dengan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar