Menjual berbagai jenis burung kicauan diantaranya Murai Batu, Cucak, Kacer, Jalak, Kenari, Cendet, Pleci, Perkutut, Love Bird dan berbagai jenis burung eksotis indonesia lainnya

Pleci Buxtoni


Para penghobi terutama untuk para Pleci Mania pastinya sudah tidak asing dengan salah satu burung dari keluarga Zosteropidae (Kacamata) yang satu ini. Pleci Buxtoni merupakan sub-spesies oriental white-eye (Zosterops palpebrosus) yang juga mempunyai letak keunggulan dibadandingkan dengan jenis Pleci lain. Suara Ngalasnya juga cukup merdu dan berkarakter sama halnya dengan beberapa jenis burung Pleci lain yang notabenya selalu dianggap lebih baik seperti Pleci Auri dan Dakun Maput

Pada dasarnya semua kemampuan jenis burung Kacamata, baik dari segi mental maupun suara tergantung perawatan. Hanya saja untuk Pleci Buxtoni mempunyai sedikit sisi kelebihan. Memang suara Ngalas maupun mental tidak berbeda dengan jenis Pleci lain, namun ukuran tubuh Kacamata Buxtoni terbilang paling kecil jika dibandingkan dengan semua burung dari ras oriental white-eye lain. Maka bisa dibilang, untuk perawatan dan pelatihan Buxtoni sendiri sedikit lebih ringan, sehingga akan lebih mudah melatih kicauan ngalasnya.
Untuk masalah harga sendiri, burung yang bernama latin (ilmiah) Zosterops palpebrosus buxtoni ini juga terbilang lebih bersahabat. Rata-rata harga Pleci Buxtoni yang di jual di pasar secara ombyokkan hanya sampai berkisar Rp35 ribuan, lebih murah jika dibandingkan dengan Kacamata Gunung dan Dakun Macok yang sampai berkisar Rp40 hingga Rp50 ribuan. Itulah beberapa bagian jika ia cukup pantas dijadikan pilihan. Disamping kualitasnya tak kalah istimewa, banderol untuk burung tersebut juga terbilang lebih terjangkau.
Tidak hanya berbagai burung papan atas lain seperti Murai Batu dan Cucak Ijo yang sudah banyak dibudidayakan, Kacamata Buxtoni sendiri saat ini juga menjadi pilihan para penangkar. Selain itu, populasi burung yang satu ini di alam bebas juga relatif masih sedikit terjaga. Di Indonesia sendiri Pleci Buxtoni paling banyak ditemukan di Pulau Sumatera dan di Jawa. Berdasrkan beberapa ahli, populasi paling banyak di pulau jawa meliputi daerah Bogor hingga provinsi Banten.

Ciri-ciri Pleci Buxtoni
Ciri-ciri Pleci Buxtoni juga mudah diingat, sebab ukuran tubuhnya terbilang paling kecil jika dibandingkan dengan genus Zosterops lainnya. Sementara itu, bagian tubuh yang mungkin menjadi ciri khas tersendiri ialah pada bagian dadanya. Bisa dilihat, ada garis kuning yang membentang dari dada hingga perut. Meskipun ada jenis Buxtoni yang mempunyai iris mata bewarna putih, namun rata-rata yang ada di Indonesia iris matanya bewarna cokelat.

Pakan Pleci Buxtoni
Pakan pokok yang utama tentunya berupa voer, namun guna menambah kondisi kebugaran burung juga musti ditambahkan pakan Extra Fooding dan buah-buahan. Porsi EF sebaiknya jangan terlalu berlebihan, hal tersebut justru bisa membuatnya over birahi. Setiap pemelihara sebaiknya memilih salah satu jenis pakan EF, entah itu Ulat Hongkong, Jangkrik, Kroto maupun Ulat Kandang. Misalnya yang dipilih ialah ulat hongkong. Sebaiknya berikan 5 ekor per harinya yang bisa diberikan 2 ekor pada waktu pagi dan 3 ekor pada waktu sore.
Selain itu Pleci Buxtoni juga menyukai makanan buah-buahan yang kaya vitamin C seperti Apel, Pepaya, Tomat dan sebagainya. Namun jika buahan-buahan tersebut diberikan setiap hari, maka hal tersebut lama-kelamaan juga bisa membuatnya over birahi. Sebaiknya berikan pakan buah pisang gepok saja karena kandungan di dalamnya relatif sedang, sehingga bisa diberikan setiap hari. Tidak lupa untuk air minumnya harus terus diganti setiap pagi dan sore hari. Sebaiknya minumnya dari bahan-bahan higenis, misalnya air isi ulang.

Perawatan  Pleci Buxtoni
Pleci Buxtoni juga mempunyai bakat suara ngalas dengan tingkat volume yang cukup nyaring ditelinga, namun ada beberapa tindakan khusus yang sifatnya harus dilakukan secara rutin guna mempercepat mengeluarkan kemampuannya tersebut. Pada dasarnya caranya hampir sama dengan jenis burung Pleci lainnya, namun menurut beberapa rekan-rekan yang memilihara Kacamata Buxtoni, kebiasaan-kebiasaan berikut ini cukup efektif untuk mempercepat ia dalam mengeluarkan suara ngalasnya.
Pada waktu pagi hari sebelum memandikannya, embunkan atau angin-anginkan ia terlebih dulu di depan rumah sedikitnya selama 15 hingga 20 menit. Setelah itu pemilik bisa memandikannya tergantung kebiasaan atau kesukaan si burung, entah itu metode semprot atau keramba. Penjemuran sendiri sebaiknya jangan terlalu lama, sebaiknya dijemur selama 2 hingga 3 jam saja. Misalnya pada pukul 07.00 hingga 10.00. Sehabis mandi dan berjemur, gantang ia di tempat teduh seperti di teras rumah. Dan sebaiknya jangan dikerodong, supaya ia bisa terbiasa dengan manusia yang mana cepat atau tidaknya burung dalam mengeluarkan suara masternya juga sangat tergantung dengan mental si burung itu sendiri.
Sementara itu, sore hari sebisa mungkin pemilik kembali memandikannya dan mengecek kebersihan sangkar maupun pakannya. Waktu yang baik untuk memandikan burung sendiri ialah pada pukul 16.00, karena kondisi matahari cukup sedang (tidak terlalu panas atau dingin). Sama halnya pada waktu pagi hari, sebelum mandi sore alangkah lebih baik biarkan ia berjemur atau dulu selama 15 hingga 20 menit. Setelah itu setiap pemelihara bisa memandikannya. Jika memandikannya sebaiknya jangan terlalu basah kuyub (cukup basah saja). Penjemuran sendiri alangkah lebih baik dilakukan selama 1 jam saja, misalnya 16.00 hingga 17.00.
Setelah badannya kering, angkat dan kerodong supaya ia nantinya tidak kedinginan. Disamping melindunginya dari kedinginan, kerodong sendiri sifatnya juga bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu jika semisal hendak memaster pleci. Dimana kerodong juga bisa membuatnya lebih berkonsentrasi saat mendengarkan mp3 suara pleci jawara yang diputar, sehingga ia juga akan lebih mudah merekam suara dan meniru efek suara tersebut. Lakukan beberapa langkah ini setiap hari dan secara terjadwal.

0 komentar:

Posting Komentar

Burung Populer

Daftar Pengunjung

Fata Muhammad Yahya. Diberdayakan oleh Blogger.